3 Jenis Pengujian Dasar pada MV Circuit Breaker

3 Jenis Pengujian Dasar pada MV Circuit Breaker

Ketika terjadi kegagalan pada sistem kelistrikan, proteksi yang handal dan kecepatan respon menjadi penting. Apabila sebuah circuit breaker gagal berfungsi mengamankan ketika situasi kritis, maka akan berakibat pada kerusakan bahkan dapat menyebabkan cedera pada pekerja mauoun kerusakan peralatan.

Pengujian circuit breaker medium voltage
Pengujian circuit breaker medium voltage

Meskipun circuit breaker memiliki kehandalan yang baik, tidak dipungkiri bahwa circuit breaker dapat menjadi kotor, lembab dan terkontaminasi ketika digunakan. Circuit breaker yang digunakan pada lingkungan yang tidak bersahabat dapat terkontaminasi bahan korosif, tidak hanya merusak insulasi, tetapi juga komponen logam, termasuk kontak utama didalam circuit breaker.

Untuk alasan-alasan ini, sangat penting untuk menguji dan merawat circuit breaker agar dapat beroperasi dengan baik selama adanya gangguan listrik. Terdapat tiga pengujian dasar yang harus dilakukan pada circuit breaker medium voltage sebagai bagian dari kegiatan preventive maintenance :

1. Contact Resistance Test

Kontak utama dan stab (tusukan) utama perlu diperiksa secara berkala untuk mendeteksi keausan yang abnormal, pelumasan yang tidak memadai, dan titik engsel yang longgar di dalam circuit breaker. Kontak yang tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan percikan busur listrik, gangguan fase tanggal, bahkan kebakaran.

Hambatan listrik dari sirkuit primer circuit breaker dihitung dengan mengukur penurunan tegangan antara terminal line dan terminal beban masing – masing fase. Pengujian ini harus dilakukan menggunakan catu daya tegangan rendah, arus searah (DC) (low-resistance ohmmeter) untuk mengalirkan arus dari sisi line ke beban, dengan kondisi circuit breaker dalam posisi tertutup atau Normally Close (NC).

Pengukuran contact resistance harus serendah mungkin, kalau bisa di ketiga fasenya
Pengukuran contact resistance harus serendah mungkin, kalau bisa di ketiga fasenya

Arus pengujian harus sama dengan nilai rating circuit breaker atau 100 A. Arus pengujian kurang 100 A masih dapat diterima, tetapi perlu diketahui bahwa produsen biasanya tidak mengakui klaim garansi berdasarkan pengujian DLRO 10 A.

Nilai resistansi yang diukur harus berada dalam rentang 50% dari tiap fase yang berdekatan, dan sebanding dengan breaker yang sebagaimana tercantum dalam spesifikasi pengujian pemeliharaan NETA. Nilai resistansi tidak boleh melebihi tingkat pengujian pabrik lebih dari 200% sebagaimana yang telah dijelaskan didalam IEEE C37.09.

Setelah pengujian pemeliharaan, resistansi kontak (contact resistance) harus bernilai serendah mungkin, dan bahkan memiliki nilai yang mirip antara ketiga fasenya. Nilai resistansi kontak aktual akan bervariasi, tergantung pada peningkatan arus kontinyu circuit breaker.

2. Insulation Resistance Test

Sistem isolasi pada circuit breaker merupakan area yang kritis dan membutuhkan pengujian serta evaluasi. Sistem isolasi dapat melemah akibat panas yang dihasilkan dari busur api, terutama jika tidak dipelihara secara rutin.

Sistem isolasi yang buruk dapat menyebabkan kegagalan yang sangat serius, terutama ketika terjadi busur api pada kondisi interruption atau pemutusan. Pengujian tahanan isolasi (insulation resistance test) berguna untuk mendeteksi adanya cacat atau kerusakan dalam sistem isolasi, tetapi dapat juga digunakan sebagai pemeriksaan keamanan (safety check) sebelum circuit breaker kembali digunakan.

Pengujian ini harus dilakukan menggunakan megaohmmeter pada posisi tertutup (NC) dengan pengujian fase-ke-fase dan fase-ke-tanah, dan melintasi kontak teruka untuk setiap fase. Gunakan tegangan pengujian dan nilai acceptance yang direkomendasikan oleh produsen.

3. Dielectric Withstand Voltage Test

Pengujian dielectric withstand pada dasarnya merupakan pengujian hipot. Pengujian ini dilakukan setelah pengujian tahanan isolasi (insulation resistance test). Dielectric Withstand digunakan untuk mendeteksi kerusakan, tingkat kelembaban dalam sistem isolasi dengan tegangan yang lebih tinggi.

Alat uji Hipot untuk pengujian dielectric withstand pada circuit breaker
Alat uji Hipot untuk pengujian dielectric withstand pada circuit breaker

Penggunaan tegangan tinggi AC dalam pengujian dielectric withstand sangat direkomendasikan ketika melakukan pengujian pada medium voltage circuit breaker. Ketika melakukan pengujian, gunakan tegangan uji yang telah ditentukan oleh produsen/manufaktur. Jika tidak terdapat informasi mengenai tegangan uji dari produsen, kita dapat menggunakan tegangan uji yang telah direkomendasikan oleh NETA.

Pengujian dielectric withstand dilakukan pada sisi line di tiap fasenya, dengan posisi breaker terbuka, dan semua fase lainnya dihubungkan dan terhubung dengan ground. Untuk jenis vacuum circuit breaker, pengujian ini akan memberikan indikasi integritas botol vakum. Gunakan tegangan uji yang telah ditetapkan oleh produsen guna menghindari kerusakan potensial pada botol vakum.

Perlu dipahami bahwa pengujian integritas pada botol vakum hanya mengindikasikan kondisi saat ini (current state) dari botol vakum, dan tidak dapat memprediksi sisa umur botol, atau menentukan tingkat vakum di dalam pemutus (interrupter). Pengujian pemutus menggunakan peralatan uji Magnetron Atmospheric Condition (MAC) yang dapat memberikan indikasi untuk menentukan kondisi pemutus vakum sebelum mengalami kegagalan.

Referensi:
https://wiki.testguy.net/t/3-basic-electrical-tests-for-medium-voltage-circuit-breakers/93
https://wiki.testguy.net/t/magnetron-atmospheric-condition-mac-testing-principles/71

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Ngobrol
Halo, Selamat Datang Di PT. Radius Allkindo Electric
Jika ada yang ingin ditanyakan tentang produk dan layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya :D