Bagaimana Mengetahui Pengaruh Internal Resistansi Pada Baterai Lead Acid (Part I). (Author – Chandra Kharisma Sungkowo)

Baterai lead acid adalah jenis baterai yang paling umum digunakan untuk kendaraan bermotor, peralatan listrik, dan sistem daya cadangan. Baterai ini menggunakan elektrolit asam sulfat dan elektroda timbal sebagai bahan dasarnya. Baterai lead acid dianggap sebagai teknologi baterai yang matang dan andal, karena telah digunakan selama lebih dari 150 tahun dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan daya besar dalam waktu singkat.

Baterai lead acid bekerja dengan cara mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Proses ini terjadi ketika elektrolit asam sulfat mengalir melalui elektroda timbal, menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Saat baterai digunakan, energi kimia diubah menjadi energi listrik yang disimpan di dalam baterai. Ketika baterai diisi ulang, proses sebaliknya terjadi, yaitu energi listrik diubah menjadi energi kimia di dalam baterai.

Struktur baterai lead acid terdiri dari beberapa komponen penting yang bekerja sama untuk menghasilkan dan menyimpan energi listrik. Berikut adalah penjelasan tentang setiap komponen dalam struktur baterai lead acid:

  1. Case atau casing

Casing atau wadah baterai berfungsi sebagai pelindung dari seluruh komponen dalam baterai. Casing terbuat dari bahan yang tahan terhadap asam sulfat dan korosi, seperti plastik atau bahan khusus yang tahan terhadap kebocoran.

  • Sel

Sel adalah tempat terjadinya reaksi kimia dalam baterai lead acid. Baterai lead acid memiliki beberapa sel, tergantung pada ukuran baterai. Masing-masing sel terdiri dari elektroda positif dan negatif, serta elektrolit asam sulfat.

  • Elektroda positif

Elektroda positif dalam baterai lead acid terbuat dari timbal dioksida (PbO2) dan dilapisi dengan pasta aktif yang terbuat dari timbal, kawat perak, dan bahan pengikat. Elektroda positif berfungsi untuk menerima muatan positif saat baterai digunakan.

  • Elektroda negatif

Elektroda negatif dalam baterai lead acid terbuat dari timbal murni (Pb) dan juga dilapisi dengan pasta aktif yang terbuat dari timbal, kawat perak, dan bahan pengikat. Elektroda negatif berfungsi untuk melepaskan muatan negatif saat baterai digunakan.

  • Separator

Separator dalam baterai lead acid berfungsi untuk memisahkan elektroda positif dan negatif agar tidak bersentuhan langsung. Separator terbuat dari bahan yang tahan terhadap asam sulfat dan korosi, seperti kertas atau plastik.

  • Elektrolit

Elektrolit dalam baterai lead acid terdiri dari asam sulfat encer yang berfungsi sebagai penghantar muatan listrik antara elektroda positif dan negatif. Elektrolit juga berfungsi untuk mempercepat reaksi kimia dalam baterai.

  • Terminal

 Terminal dalam baterai lead acid berfungsi untuk menghubungkan baterai ke sumber daya atau peralatan yang membutuhkan energi listrik. Terminal terbuat dari logam yang tahan terhadap korosi dan dapat dikenakan kabel penghubung.

Dalam struktur baterai lead acid, elektroda positif dan negatif dipisahkan oleh separator dan direndam dalam elektrolit asam sulfat. Ketika baterai digunakan, elektroda positif dan negatif akan bereaksi secara kimia dengan elektrolit dan menghasilkan energi listrik yang disimpan di dalam baterai. Saat baterai diisi ulang, proses sebaliknya terjadi dan energi listrik diubah menjadi energi kimia di dalam baterai.

Baterai lead acid memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan baterai lead acid antara lain:

  • Harga yang terjangkau: Baterai lead acid merupakan salah satu jenis baterai yang paling murah dibandingkan dengan jenis baterai lainnya.
  • Kemampuan untuk menghasilkan daya besar: Baterai lead acid dapat menghasilkan daya besar dalam waktu singkat, sehingga cocok digunakan untuk kendaraan bermotor dan peralatan listrik yang membutuhkan daya tinggi.
  • Mudah ditemukan dan mudah digunakan: Baterai lead acid mudah ditemukan dan mudah digunakan, karena banyak tersedia di pasaran dan memerlukan perawatan yang sederhana.

Namun, baterai lead acid juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

  • Berat: Baterai lead acid memiliki bobot yang cukup berat, karena menggunakan elektroda timbal sebagai bahan dasarnya.
  • Memerlukan perawatan yang rutin: Baterai lead acid memerlukan perawatan yang rutin, seperti pengisian ulang dan pembersihan terminal, agar dapat berfungsi dengan baik.
  • Umur pakai terbatas: Umur pakai baterai lead acid terbatas dan dapat dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, usia, dan cara penggunaan.
  • Memiliki proses elektrolisis dengan membentuk Internal Resistansi yang dapat mengurangi masa pemakaian dari baterai lead acid itu sendiri.

Meskipun memiliki kelemahan, baterai lead acid tetap menjadi pilihan yang populer untuk kendaraan bermotor, peralatan listrik, dan sistem daya cadangan. Jika Kalian menggunakan baterai lead acid, pastikan untuk memperhatikan perawatan dan penggunaannya agar dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama. Dengan merawat baterai lead acid dengan baik, Kalian dapat memperpanjang umur pakai baterai dan menghindari masalah yang tidak diinginkan.

Salah satu masalah yang sering membuat kerusakan dan penurunan kualitas daya listrik pada Baterai lead acid adalah Internal Resistansi.

Internal resistansi baterai adalah resistansi listrik dari baterai yang muncul akibat resistansi internal sel dan konduktor antar sel. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja baterai dan juga menentukan berapa banyak daya yang dapat dihasilkan oleh baterai.

Internal resistansi baterai dapat berdampak pada banyak hal, seperti kemampuan baterai untuk menghasilkan daya dan mempertahankan daya yang telah dihasilkan. Semakin tinggi internal resistansi baterai, semakin sulit bagi baterai untuk menghasilkan daya dan mempertahankan daya yang telah dihasilkan. Akibatnya, baterai akan lebih cepat habis dan daya yang dihasilkan tidak sekuat ketika baterai memiliki internal resistansi yang rendah.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi internal resistansi baterai antara lain:

  • Ukuran baterai: Semakin besar baterai, semakin tinggi resistansinya. Hal ini disebabkan karena baterai yang lebih besar memiliki jarak yang lebih jauh antara sel-selnya, sehingga menghasilkan resistansi yang lebih tinggi.
  • Usia baterai: Semakin tua baterai, semakin tinggi resistansinya. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel baterai seiring waktu.
  • Suhu: Suhu yang tinggi atau rendah dapat mempengaruhi resistansi internal baterai. Pada suhu yang sangat rendah, resistansi internal baterai akan meningkat karena elektrolit di dalam baterai menjadi kental. Pada suhu yang sangat tinggi, resistansi internal baterai akan menurun karena elektrolit menjadi lebih encer.
  • Kapasitas baterai: Semakin tinggi kapasitas baterai, semakin rendah resistansinya. Hal ini disebabkan karena baterai dengan kapasitas yang lebih tinggi memiliki lebih banyak sel, sehingga resistansi internal baterai lebih rendah.

Untuk menghindari masalah dengan internal resistansi baterai, penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Memilih baterai yang sesuai dengan kebutuhan: Jangan menggunakan baterai yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kebutuhan kita. Pilihlah baterai yang memiliki kapasitas dan ukuran yang sesuai.
  2. Menjaga suhu baterai: Hindari menempatkan baterai di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin. Jangan meninggalkan baterai di dalam mobil yang terkena sinar matahari langsung atau di tempat yang terlalu dingin.
  3. Mengganti baterai yang sudah tua: Jangan terus menggunakan baterai yang sudah tua. Gantilah baterai yang sudah tua dengan yang baru untuk memastikan kinerjanya yang optimal.
  4. Mengisi ulang baterai dengan benar: Pastikan untuk mengisi ulang baterai dengan benar dan menggunakan pengisi daya yang tepat untuk baterai tersebut.

Kesimpulannya, internal resistansi pada baterai dapat mempengaruhi kinerja dan daya yang dihasilkan oleh baterai. Faktor yang mempengaruhi internal resistansi baterai antara lain ukuran baterai, usia baterai, suhu, dan kapasitas baterai. Untuk menghindari masalah dengan internal resistansi baterai, penting untuk memilih baterai yang sesuai dengan kebutuhan, menjaga suhu baterai, mengganti baterai yang sudah tua, dan mengisi ulang baterai dengan benar. Dengan memperhatikan hal-hal ini, kita dapat memastikan baterai bekerja dengan optimal dan memaksimalkan manfaat yang kita dapatkan dari baterai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Ngobrol
Halo, Selamat Datang Di PT. Radius Allkindo Electric
Jika ada yang ingin ditanyakan tentang produk dan layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya :D