Pengenalan singkat terkait Inrush Current yang dapat merusak sistem kelistrikan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan energi listrik untuk menjalankan berbagai perangkat dan aktivitas. Namun, jarang disadari bahwa ada berbagai permasalahan yang dapat muncul terkait dengan pasokan dan penggunaan daya listrik. Dari lonjakan inrush current saat menyalakan peralatan hingga masalah kekurangan daya yang bisa menyebabkan pemadaman listrik, pemahaman tentang permasalahan daya listrik menjadi semakin penting. Artikel ini akan membahas salah satu permasalahan umum yang sering terjadi dalam sistem daya listrik yaitu Inrush Current dan cara mengelolanya agar dapat memastikan ketersediaan listrik yang stabil dan andal.

pengukuran pada panel listrik

Lalu apa sih yang dimaksud dengan inrush current pada jaringan kelistrikan?
Secara singkat, inrush current adalah lonjakan arus listrik yang terjadi secara singkat saat sebuah peralatan listrik atau perangkat elektronik dihidupkan. Lonjakan ini bisa terjadi karena kapasitor dan induktor dalam rangkaian memerlukan waktu untuk mencapai keadaan stabil setelah daya disalurkan. Inrush current biasanya terjadi pada peralatan seperti motor listrik, transformator, dan peralatan elektronik yang memiliki komponen penyimpan energi seperti kapasitor dengan kapasitansi penyimpanan yang besar. Lonjakan inrush current dapat menjadi masalah jika tidak dikelola dengan baik, karena dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan atau menyebabkan short circuit.

Inrush current adalah fenomena yang terjadi ketika sebuah peralatan atau perangkat elektronik dihidupkan dan terjadi lonjakan arus listrik yang singkat namun besar. Proses terjadinya inrush current dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Saat Awal Penyalaan: Ketika peralatan atau perangkat elektronik dihidupkan, biasanya terjadi penutupan/closed sirkuit listrik yang mengalirkan arus dari sumber daya ke beberapa beban kelistrikan.
  2. Kapasitor: Banyak peralatan listrik modern menggunakan komponen penyimpan energi seperti kapasitor. Kapasitor bertugas untuk menyimpan dan melepaskan energi secara cepat untuk mendukung operasi peralatan. Saat pertama kali peralatan dihidupkan, kapasitor tersebut biasanya kosong dan harus diisi dengan energi. Proses pengisian kapasitor ini memerlukan arus yang cukup besar, yang menyebabkan lonjakan inrush current.
  3. Induktor: Selain kapasitor, beberapa peralatan juga menggunakan induktor. Induktor merupakan komponen yang menyimpan energi dalam bentuk medan magnetik saat arus mengalir melaluinya. Saat peralatan dihidupkan, induktor juga memerlukan waktu untuk mencapai keadaan stabil. Proses ini membutuhkan arus awal yang tinggi, dan dapat menyebabkan terjadinya inrush current.
  4. Stabilisasi: Setelah kapasitor terisi dan induktor mencapai keadaan stabil, inrush current biasanya berkurang dan arus listrik dalam sistem menjadi lebih stabil.
  5. Dampak: Lonjakan inrush current yang besar dapat menyebabkan masalah seperti pemutusan sirkuit, kerusakan bahan isolator pada peralatan, atau gangguan pada sistem listrik yang lebih kompleks. Oleh karena itu, manajemen inrush current sangat penting untuk memastikan operasi yang stabil dan andal pada sistem kelistrikan.

Penanganan inrush current dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggunaan perangkat pembatas inrush current, pengaturan waktu penyaluran daya, atau perubahan desain komponen dalam sistem yang lebih baik pada peralatan itu sendiri untuk mengurangi lonjakan arus saat dihidupkan. Dengan pemahaman yang baik tentang proses terjadinya inrush current, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola dan mengurangi dampaknya pada sistem listrik.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi inrush current. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

  1. Penggunaan NTC (Negative Temperature Coefficient) Thermistor: NTC thermistor adalah perangkat semikonduktor yang resistansinya menurun ketika suhu naik. Ketika peralatan dihidupkan, resistansi NTC thermistor tinggi, sehingga membatasi arus inrush. Namun, seiring dengan peningkatan suhu yang terjadi akibat arus yang melaluinya, resistansinya menurun sehingga tidak membatasi arus yang mengalir saat peralatan telah beroperasi dalam kondisi normal.
  2. Penggunaan Relay dengan Kontak Tunda: Relay dengan kontak tunda dapat digunakan untuk mengalirkan arus inrush ke kapasitor atau beban lainnya setelah peralatan mencapai kondisi operasionalnya. Ini dapat membantu mengurangi lonjakan arus yang dialami saat peralatan dihidupkan.
  3. Penggunaan Soft-Start atau Ramp-Up: Soft-start atau ramp-up adalah teknik yang memperlambat peningkatan tegangan atau arus saat peralatan dihidupkan. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat pengontrol yang secara bertahap meningkatkan daya atau tegangan ke peralatan, sehingga mengurangi lonjakan arus inrush.
  4. Penggunaan Transformer dengan Tap Pemula: Transformer dengan tap pemula adalah transformator yang memiliki perangkat pengatur untuk mengurangi tegangan awal yang diterapkan pada beban. Ini membantu mengurangi lonjakan arus inrush saat peralatan dihidupkan.
  5. Desain Sistem yang Lebih Baik: Desain peralatan atau sistem listrik yang lebih baik juga dapat membantu mengurangi lonjakan arus inrush. Ini bisa meliputi penggunaan kapasitor yang lebih kecil, perancangan yang lebih efisien untuk komponen penyimpan energi seperti kapasitor dan induktor, atau penempatan komponen yang lebih tepat dalam sirkuit.

Dengan menerapkan salah satu atau beberapa metode ini, kita dapat mengurangi dampak lonjakan arus inrush pada sistem listrik dan memastikan operasi yang lebih stabil dan andal dari peralatan Listrik !.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Ngobrol
Halo, Selamat Datang Di PT. Radius Allkindo Electric
Jika ada yang ingin ditanyakan tentang produk dan layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya :D