Pentingnya Pengujian Keamanan dan Diagnosis Fungsi Kerja Mobil Listrik dan Hybrid

Pentingnya Pengujian Keamanan dan Diagnosis Fungsi Kerja Mobil Listrik dan Hybrid

Teknologi Tinggi pada Mobil Listrik

Sistem bertegangan tinggi pada mobil listrik ataupun yang hybrida disuplai dengan tegangan sebesar 500 Volt. Dan besaran tegangan untuk sistem mobil listrik ini diperkirakan akan terus meningkat untuk mas yang mendatang. Mobil listrik yang sifatnya dikomersilkan sudah menggunakan teknologi dengan tegangan operasi hingga 1000 V.

Namun, pada kenyataanya secara teoritical bahwa untuk nilai tegangan yang aman untuk mobil listrik yang tujuanya sebagai kendaraan tipe penumpang teganganya harus di nilai kurang dari 60 V DC dan 30 V AC. Dan secara desain teknologi untuk menjamin kefektifan kerja dari suatu mobil listrik maka nilai tegangan kerja dari mobil listrik harus lebih tinggi dari nilai tegangan batas keselamatan kerja tersebut.

Tentu kenyataan ini sangat kontradiktif. Untuk itu ada beberapa ketetapan-ketetapan dan ketentuan yang mengatur tentang mobil listrik ini agar prinsip kefektifan kinerja dan keselamatan pada mobil listrik saling berimbang. Antara lain, Eropa yang telah mengeluarkan arahan yang mengikat bagi produsen, yang mana telah menyiapkan instruksi pengoperasian untuk meminimalisir bahaya akibat sistem tegangan tinggi dari mobil listrik. Baik pada saat produksi, penggunaan, dan perawatan mobil listrik.

Pedoman/intruksi keselamatan kerja pada mobil listrik menetapkan seberapa resiko yang akan diterima sebanding dengan sistem pada kelistrikan rumah.

Bahaya untuk Pengguna dan Teknisi Mobil Listrik

Bahaya dalam penggunaan peralatan maupun dalam sistem kelistrikan selalu diakibatkan oleh  aliran arus listrik yang tidak sebagaimana pada jalurnya semisal busur listrik, interferensi elektromagnetik dan muatan listrik statis. Potensi bahaya pada sistem kelistrikan ini bisa diakibatkan oleh beberapo factor semisal pekerjaan kelistrikan yang dilakukan secara tidak benar oleh personel yang tidak memenuhi syarat, cacat teknis/cacat pabrik pada peralatan listrik.

Mobil listrik pun kendati demikian, banyak hal yang bisa mungkin terjadi sehingga mengakibatkan sistem kelistrikan dan keamananan kelistrikan terganggu contohnya sengatan listrik. Menurut VDE (Asosiasi Jerman untuk Teknologi Listrik, Elektronik & Informasi), tegangan bolak-balik AC  50 V atau tegangan DC 120 V sudah dianggap sebagai tegangan sentuh yang mengancam nyawa orang dewasa yang sehat.

Aturan teknis untuk keselamatan selama pengoperasian sistem kelistrikan, diterbitkan oleh Kantor Federal Jerman untuk Keselamatan Kerja dan Kesehatan (BAUA), menentukan nilai maksimum 25 V AC dan 60 V DC. IUE (Institut Jerman untuk Pemeriksaan Kecelakaan Kelistrikan) telah menetapkan sekitar 40% dari semua kecelakaan kerja di sistem kelistrikan dengan lingkungan tegangan kerja 1000 V, terjadi pada saat proses pemecahan masalah dan pekerjaan perbaikan.

Dasar Peraturan Keselamatan Kerja dan Petunjuk Pengujian Mobil Listrik

UNECE R100 – Regulation no. 100 of the United Nations Economic Commission for Europe: adalah ketentuan umum untuk memberi izin pada kendaraan listrik yang memenuhi persyaratan secara spesifik, versi pertama dibuat pada tanggal 23 Agustus 1996, seri terakhir (02) amandemen per tanggal 15 Juli 2013,dan terbaru [2015/505]. Regulasi ini mendefinisikan persyaratan keamanan untuk kendaraan listrik selama beroperasi menggunakan energi listrik yang terpisah dari pengisi dayanya (charger), dan ini yang menentukan dibutuhkanya pegujian keamanan pada tegangan tinggi.

ECE R100 adalah peraturan yang berlaku untuk pengujian tipe kendaraan dengan sistem tegangan tinggi di Eropa dan negara lain yang telah mengadopsi peraturan ini.

Persyaratan Keselamatan Listrik Sesuai dengan UNECE – R100

  1. Semua komponen aktif di kompartemen penumpang dan bagasi harus memenuhi kategori perlindungan IPXXD, dan IPXXB untuk keseluruhan area lain.
  2. Semua bagian konduktif yang terbuka – seperti penghalang konduktif dan wadah konduktif – harus diarde dengan baik untuk menjamin perlindungan terhadap sengatan listrik akibat kontak tidak langsung, sehingga tidak terjadi potensi bahaya. Dalam hal ini, peraturan pencegahan kecelakaan dan UNECE R100 sama-sama menetapkan resistensi maksimum di antara dua bagian konduktif yang dapat disentuh harus kurang dari 100 mΩ pada 0,2 A.
  3. Identifikasi komponen tegangan tinggi dengan simbol tegangan tinggi.
  4. Kabel untuk busbar tegangan tinggi harus dilengkapi dengan selubung luar berwarna jingga.
  5. Sehubungan dengan tegangan operasi, persyaratan berikut berlaku untuk tahanan isolasi mobil listrik dari busbar ke tanah:

  > 100 Ω / V untuk busbar DC, jika diisolasi secara elektrik dari busbar AC

  > 100 Ω / V untuk busbar AC jika dilindungi oleh: 

a) Dua atau lebih lapisan insulasi padat, penghalang isolasi atau housing

b) Perangkat perlindungan yang kokoh secara mekanis dengan daya tahan yang sesuai selama masa pakai, mis. housing motor > 500 Ω / V untuk busbar AC dan busbar DC yang terhubung dengannya

Gambar 1. Skema mobil listrik dan uji sistem tegangan tinggi di titik V1,V2, dan Vb
Gambar 1. Skema mobil listrik dan uji sistem tegangan tinggi di titik V1,V2, dan Vb
Gambar 2. Uji resistansi dengan Resistance Meter RM3548 pada mobil listrik
Gambar 2. Uji resistansi dengan Resistance Meter Hioki RM3548 pada mobil listrik

Jadi tahukan pentingnya pengujian keamanan dan diagnosis fungsi kerja mobil listrik dan hybrid. Ok sampai disini dulu artikel kali ini. Radius akan selalu update artikel setiap minggu ya. Jadi tetap cek website radius secara berkala ya.

Produk terkait

Sumber:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Ngobrol
Halo, Selamat Datang Di PT. Radius Allkindo Electric
Jika ada yang ingin ditanyakan tentang produk dan layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya :D