Pentingnya Perawatan Alat Instrumentasi Multimeter Untuk Menjaga Ketepatan Hasil Pengukuran

Tips Merawat Multimeter Untuk Menjaga Hasil Pengukuran Yang Akurat

Tersedianya peralatan laboratorium yang memadai dalam lembaga pendidikan merupakan faktor pendukung pencapaian kualitas pendidikan, khususnya pencapaian tujuan kegiatan laboratorium. Kualitas data yang dihasilkan dari suatu kegiatan laboratorium sangat dipengaruhi oleh kualitas alat dan profesionalitas pelaksana kegiatan. Peralatan yang berkualitas biasanya relatif mahal. Penggunaan dan usia alat akan mempengaruhi validitas dan reliabilitasnya. Untuk dua alasan tersebut, maka perlu untuk menjaga dan merawat alat tersebut agar selalu dalam keadaan siap digunakan, tetap valid dan reliabel. Sering terlupakan, berbagai upaya pengadaan peralatan yang telah dilakukan dengan susah payah dan memerlukan anggaran yang besar belum ditindak lanjuti dengan program pemanfaatan yang optimal dan sistem perawatan yang memadai. Ada beberapa alat yang rusak atau bahkan rusak sebelum dipakai, karena alat tidak dioperasikan oleh ahlinya, belum memiliki teknisi yang mampu memperbaiki alat, atau tidak memiliki dana yang cukup untuk perbaikan alat tersebut.

Hal yang lebih memprihatinkan adalah siapa yang harus bertanggungjawab terhadap perbaikan dan perawatan alat. Peralatan yang rusak akan mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan laboratorium, tetapi dampak dari kerusakan alat terhadap kualitas pendidikan tidak segera dapat dilihat. Pada umumnya pengguna alat (Dosen, laboran, dan mahasiswa) tidak segera dapat mengatasi kerusakan karena berbagai hal seperti kemampuan, waktu, komponen, ataupun dana. Perawatan adalah suatu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan peralatan (fasilitas  pada umumnya) dalam kondisi yang baik dan tetap berfungsi. Karena sifatnya, maka perawatan dibedakan menjadi dua jenis yakni :

  1. Perawatan terencana (Preventif/pencegahan) Jenis perawatan terencana dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disertai dengan monitoring dan evaluasi. Dengan demikian jenis perawatan tersebut betul-betul diprogram, diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dilaksanakan, dimonitor, dan dievaluasi. Tujuan perawatan terencana adalah mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan dan mengembalikannya pada kondisi standar yang dapat berfungsi normal.
  2. Perawatan tak terencana (Darurat) Perawatan tak terencana bersifat perbaikan terhadap gangguan atau kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pada umumnya kerusakan yang terjadi pada tingkatan yang berat (tak beroperasi). Jenis perawatan tersebut jelas tidak direncanakan dan tidak pula terjadwal.

Selain untuk menjaga kondisi dalam keadaan prima, tetap berfungsi dan siap dipakai secara optimal, maka perawatan terencana memiliki dampak yang lebih luas yakni dapat :

  • Memperpanjang usia pemakaian,
  • Melancarkan kegiatan laboratorium,
  • Mengetahui kerusakan dini,
  • Menghindari kerusakan mendadak,
  • Mencegah kerusakan fatal, dan
  • Menjamin keamanan dan kenyamanan pemakai.

Secara umum, peralatan apapun yang dibuat oleh manusia lama kelamaan akan mengalami penurunan kinerja dan kerusakan. Secara perlahan dan bertahap tetapi pasti, komponen-komponen alat mengalami penurunan kemampuan yang pada akhirnya mengalami kerusakan. Meskipun secara alami pasti terjadi, tetapi kerusakan karena kesalahan prosedur dapat dicegah. Sedangkan usia pemakaian alat dapat diperpanjang dengan pemeliharaan yang tepat dan teratur.

Obyek Perawatan : Setiap alat memiliki keunikan tersendiri, sehingga cara merawat satu jenis alat berbeda dengan cara merawat jenis alat yang lain. Berdasarkan keunikan tersebut, maka sebelumnya perlu mempertimbangkan obyek atau jenis alat apa yang akan dirawat. Dalam makalah ini hendak dikemukakan cara merawat alat yang sangat vital dalam elektronika dan instrumentasi yakni multimeter dan osiloskop. Sistem Perawatan : Setiap orang (kepala laboratorium, dosen, laboran dan mahasiswa) yang berkepentingan atau terlibat dengan penggunaan multimeter dan osiloskop wajib merawatnya.

Kepala laboratorium selaku penanggung jawab mengkoordinir mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi sistem perawatan. Dosen yang secara langsung dapat mengerahkan dan memotivasi mahasiswa untuk turut bertanggungjawab terhadap pelaksanaan perawatan alat yang mereka gunakan. Laboran berkewajiban mengadministrasi hingga melaksanakan sistem perawatan, seperti menjaga, menyimpan, membersihkan kalau perlu melakukan penggantian dan perbaikan alat yang menjadi tanggungjawabnya. Mahasiswa yang menggunakan alat perlu dilibatkan dalam perawatan sekaligus untuk mendidik dan membina rasa tanggungjawab. Teknisi ahli (profesional) dari luar kadang juga perlu dilibatkan untuk perawatan pada tingkat kerusakan yang perbaikannya memerlukan kemampuan ataupun teknik tertentu (tenaga yang telah profesional).

Pada dasarnya perawatan memerlukan biaya, bahkan kadang-kadang sangat mahal. Biaya tersebut diperlukan untuk berbagai hal seperti pembelian suku cadang atau komponen, pembelian alat untuk merawat, transportasi, upah perbaikan khususnya apabila pelaksanaannya ditangani tenaga dari luar yang profesional. Biaya tersebut sebaiknya dianggarkan dan digali dari berbagai sumber.

Bahan dan peralatan perawatan merupakan hal yang sangat urgent untuk pelaksanaan perawata alat. Bahan dan peralatan perawatan tersebut meliputi bahan untuk kebersihan (sulak, kuas, sapu, sikat, kain pel), peralatan untuk pemeliharaan (toolset, pemadam kebakaran, AC, isolasi, cat), dan suku cadang atau komponen (sekring, resistor, kapasitor, kabel).

Terdapat cara-cara umum untuk merawat berbagai jenis alat, seperti menggunakan alat dengan prosedur yang benar, disimpan di tempat yang aman, menggunakan alat sesuai dengan fungsinya, membersihkan dari debu dan uap air dan sebagainya. Cara yang biasa dipilih untuk melakukan pekerjaan perawatan meliputi melakukan pencegahan (memberi peringatan dan memberlakukan peraturan dan tata tertib bagi pengguna alat), menyimpan pada tempat yang benar, memelihara dan membersikan dari kotoran yang dapat merusak (debu dan uap air menyebabkan korosi, mengisolasi agar tidak hubung-singkat), memeriksa kondisi, menyetel kembali, mengganti komponen (sekring), dan memperbaiki kerusakan ringan.

Pekerjaan perawatan alat tidak hanya dilaksanakan ketika terjadi gangguan, tetapi sebaiknya dilakukan secara rotin terjadwal. Penjadwalan perawatan dilakukan berdasarkan rekomendasi pabrik pembuat alat mengenai cara kerja dan perawatan, berdasarkan pengalaman pengelola dan pengguna alat, bahwa suatu alat setelah digunakan beberapa kali kadang mengalami gangguan (seperti kabel putus, sekring putus, kepala ujung kabel mengecil), dan berdasarkan sifat operasi alat (setelah digunakan sekian kali bahan habis).

under maintenance

Perawatan Multimeter : Hal yang wajib diperhatikan terkait dengan pekerjaan perawatan multimeter adalah menggunakan multimeter sebagaimana mestinya (mengetahui batas-batas kemampuannya) dan dengan prosedur yang benar. Pekerjaan perawatan multimeter tidak terlepas dari menjaganya agar terhindar dari kerusakan dan memiliki usia pemakaian yang lebih lama, sehingga pertama kali yang harus dipikirkan pada setiap kali hendak menggunakan multimeter adalah menanyakan dan menindak-lanjuti “Besaran apa yang akan diukur/dideteksi ?”. Selanjutnya menempatkan selektor (pemilih batas ukur) pada besaran yang dimaksud (tegangan ac atau dc, kuat arus, atau hambatan). Untuk menjaga atau menjamin agar multimeter (yang ada di lab kita) akurat hasil pengukurannya, aman bagi alat dan pemakai, terhindar dari kerusakan serta berumur panjang, maka hal-hal teknis yang perlu dilakukan adalah :

multimeter digital hioki
  1. Jangan menggunakannya pada rangkaian listrik yang melebihi 3 kVA.
  2. Jangan menggunakannya ketika casing-nya terbuka.
  3. Jangan dikenai masukan di luar (melebihi) batas ukur yang diijinkan.
  4. Jangan digunakan pada jalur yang terhubung dengan peralatan yang menghasilkan tegangan induksi (seperti dinamo mobil).
  5. Jangan digunakan ketika multimeter atau kabel tes (probe) rusak.
  6. Pastikan menggunakan fuse yang diijinkan, jangan menghubung singkatkan terminal ujung fuse, jangan menggati fuse sedemikian dan asal multimeter dapat beroperasi tanpa mempertimbangkan keamanannya.
  7. Selalu pertahankan jari-jari tangan pada pelindung jari (pegangan probe) ketika melakukan pengukuran.
  8. Sebelum memulai pengukuran, pastikan bahwa fungsi dan batas ukur multimeter pada keadaan yang cocok, sesuai dengan pengukuran itu.
  9. Jangan menggunakannya dengan tangan yang basah dan lingkungan tergenang.
  10. Jangan menggunakan probe (kabel tes) yang bukan spsifikasinya.
  11. Untuk menjamin keakuratan, periksa dan kalibrasilah multimeter itu skurang-kurangnya sekali dalam setahun.
  12. Pastikan hubungannya telah terputus dengan jaringan ketika pergantian fungsi dan batas ukur.
  13. Jangan membuka casing kecuali menggati baterei dan fuse atau melakukan perbaikan. 
  14. Berilah perhatian khusus ketika mengukur tegangan ac 30 volt rms (42,2 volt puncak) dan dc 60 volt atau lebih.
  15. Letakkan batas ukur (selector) pada posisi OFF atau Volt-AC tertinggi ketika multimeter selesai digunakan.
  16. Simpanlah multimeter di tempat yang aman, tidak lembab (kering tidak panas) dan bebas debu. Suhu tidak lebih dari 55 Celcius dan kelembaban maksimum 80 %.
  17. Jangan terlalu lama digunakan dalam ruangan yang lembab dan bersuhu tinggi.
  18. Ketika mengukur besaran yang sama sekali belum dapat diperkirakan besarnya, mulailah dengan batas ukur yang tertinggi, setelah pembacaan yang pertama, batas ukur dapat dipindah ke yang lebih kecil untuk mendapatkan pembacaan nilai besaran yang akurat.

Referensi: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2013.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Ngobrol
Halo, Selamat Datang Di PT. Radius Allkindo Electric
Jika ada yang ingin ditanyakan tentang produk dan layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya :D